Jumat, 08 Agustus 2008

Julukan itu....

"Halo Bu.. sekarang gimana kerasanya, udah gak sesak lagi kan?" dokter jantung ramah itu bertanya padaku.
"Amazing!" sorakku dalam hati.
Tapi yang keluar dari mulutku hanya kalimat pelan "Alhamdulillah..". dan mungkin hampir tak terdengar di telinga si dokter. Tapi bukankah dia sudah mencolokkan stetoskop di kupingnya dari tadi?
Whuih! efek obat bius itu masih saja bikin aku teler bukan kepalang. Padahal hari itu adalah hari ke tiga sejak dadaku dibelah. Beruntung aku sudah dipindahkan di ruang intermediate bersama pasien pasca operasi lain yang kondisinya sudah membaik. Tidak seperti di ruang ICU yang bikin aku tegang karena setiap malam ada saja pasien yang berteriak-teriak gelisah atau kesakitan.. entah. Yang aku rasakan hanya aku seperti melayang. Mungkin kah ini yang disebut fly dambaan para pemakai narkoba? mungkin..
"Ibu sudah liat apa yang kami ambil dari jantung Ibu?" tanya dokter itu lagi.
Belum sempat aku menjawab, dokter itu sudah memberondong aku dengan cerita jalannya operasi yang masih terasa baru saja aku lewati.
"Kami menyebutnya SOSIS BANDUNG!" ujarnya lagi sambil tersenyum lebar.
Senyum dokter itu bagiku adalah senyum yang penuh misteri.
Sontak julukan itu mengaduk-aduk perasaanku. Bahkan tim dokter di rumah sakit jantung nasional ini menganugerahkan sebuah nama pada benda asing yang tumbuh dan hidup dalam organ paling vitalku.
Aku sendiri belum pernah melihat tumor itu dengan mata kepalaku sendiri. Beberapa menit setelah aku siuman dari operasi, kakak sulungku memperlihatkan foto tangan suamiku yang tengah memegang seonggok daging sepanjang 28 cm dengan berat yang aku perkirakan hampir menyentuh 1/2 kilogram.
Mana mungkin cumi-cumi basah itu ada di dalam rongga jantungku? Aku sendiri begitu jijik melihatnya. Bahkan aku mengingatnya seperti makhluk luar angkasa alias alien yang baru saja dikeluarkan dari cangkang dan kemudian direndam dengan cairan khusus pengawet dalam botol-botol raksasa di sebuah laboratorium milik NASSA.
"Bisa jadi bukan myxoma seperti yang kita perkirakan. Belum pernah kami mengangkat tumor sebesar itu. Sekarang kami sedang menunggu hasil PA nya Bu. Kita berdoa saja mudah-mudahan jinak ", dokter itu memberikan penjelasan panjang lebar.
"Ibu tunggu saja...dalam waktu dekat kasus Ibu ini akan muncul dalam jurnal kedokteran kardiologi internasional,"
Muncul dalam jurnal internasional?
Aku tidak tahu reaksiku harus bagaimana.
Apa yang harus aku banggakan?
Sekali-kalinya muncul dalam jurnal internasional...
karna SOSIS BANDUNG....

Tidak ada komentar: